Third-Generation Technology atau yang sering disingkat dengan 3G adalah teknologi telekomunikasi nirkabel (wireless) yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan komunikasi Voice, Data-Internet, dan Video pada saat mobile.
Jika ditarik ke belakang sebagai bahan flash back, tahapan perkembangan teknologi seluler (mobile) yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :
Jika ditarik ke belakang sebagai bahan flash back, tahapan perkembangan teknologi seluler (mobile) yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :
1G
Teknologi Seluler 1G (generasi pertama) dimulai pada tahun 1970an akhir dan berakhir pada tahun 1980an. Sistem ini masih menggunakan pengolahan sinyal analog. Sebagai contoh teknologi yang termasuk kedalamnya adalah : AMPS (Advanced Mobile Phone System) yang digunakan di Amerika Serikat, Radio Amatir, NMT (Nordic Mobile Telephone) yang digunakan di Negara-negara Nordic dan beberapa Negara di Eropa Timur, dan TACS (Total Access Communications System) yang digunakan di Inggris. Layanan yang dapat diakses masih sangat terbatas pada voice. Itupun kebanyakan masih half duplex (komunikasi 2 arah namun belum simultan).
2G
2G
Teknologi ini mulai berkembang pada tahun 1990an dan masih digunakan sampai sekarang. Sistem yang paling banyak digunakan dalam teknologi ini adalah CDMA (Code Division Multiple Access) dan GSM (Globe System for Mobile Communication).
Layanan yang dapat diakses sudah mulai berkembang, yakni voice, internet (low speed), dan juga text. Teknologi GSM dan CDMA inilah yang kemudian terus dikembangkan untuk generasi berikutnya (next generation). Di beberapa Negara lain ada juga yang menggunakan system selain CDMA dan GSM, seperti contohnya di Negara Jepang yang dikembangkan adalah PHS (Personal Handy-phone System) dan juga TDMA (Time Division Multiple Access). Pada generasi kedua ini pengolahan sinyal sudah secara digital.
3G
Layanan yang dapat diakses sudah mulai berkembang, yakni voice, internet (low speed), dan juga text. Teknologi GSM dan CDMA inilah yang kemudian terus dikembangkan untuk generasi berikutnya (next generation). Di beberapa Negara lain ada juga yang menggunakan system selain CDMA dan GSM, seperti contohnya di Negara Jepang yang dikembangkan adalah PHS (Personal Handy-phone System) dan juga TDMA (Time Division Multiple Access). Pada generasi kedua ini pengolahan sinyal sudah secara digital.
3G
Merupakan pengembangan dari generasi kedua (2G), dimana memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi Voice, Data-Internet, Video Call, dan layanan multimedia lainnya, termasuk Mobile Banking. Adapun teknologi yang digunakan pada system 3G ini adalah : EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution) yang merupakan pengembangan dari GPRS (General Packet Radio Services), dan CDMA 2000 1X yang merupakan pengembangan dari CDMA IS 95. Sedangkan evolusi berikutnya yang terkadang sering disebut dengan 3,5G ataupun 4G antara lain adalah : CDMA EVDO (Evolution Data Only), CDMA VOD (Video On Demand), HSDPA (High Speed Downlink Packet Access), WCDMA (Wideband CDMA), dan Wimax (Worldwide Interoperability for Microwave Access).
Asia Pasifik termasuk Indonesia merupakan pasar Telekomunikasi yang sangat menjanjikan. Pertumbuhan perekonomian seiring dengan pertumbuhan industri seluler sangat pesat. Implementasi teknologi seluler pun selalu berkembang untuk mensolusikan kebutuhan pelanggan.
Evolusi teknologi seluler di Indonesia pun tergolong cepat. Dalam kurun waktu tidak sampai 3 tahun terakhir teknologi 3G sudah terimplementasi dengan layanan yang terus menerus dikembangkan. Mulai dari MMS (Multimedia Messages Service), Internet Mobile, PDN (Packet Data Network), Mobile Banking, Cyber Media, hingga ke Video Call dan Mobile TV.
Perkembangan ini sangat dimungkinkan melihat pola kebutuhan masyarakat di Indonesia yang termasuk cukup konsumtif untuk Telekomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan pasar dalam menyerap handphone-handphone model terbaru. Dengan perang tarif yang semakin kompetitif bukan tidak mungkin pengguna teknologi 3G di Indonesia kedepannya akan menjamur.
Dalam terminology marketing, pricing (tarif yang cenderung semakin murah) dan product (pengembangan layanan dengan teknologi 3G) adalah dua faktor dalam menentukan suksesnya pemasaran. Dan hal ini sudah sangat tinggi intensitasnya dilakukan oleh operator seluler di Indonesia. Ditambah lagi promotion and communication ke pelanggan dengan branding (sebut saja seperti : Xplor 3G-HSDPA, Telkomsel Flash, IM2) serta tujuan mengenalkan teknologi kepada masyarakat, dan ketersebaran outlet penyedia terminal 3G di Indonesia yang saat ini sudah mencapai ke pelosok-pelosok, maka tidak disangsikan lagi evolusi 3G di Indonesia kedepannya akan terjadi dalam waktu relatif cepat. Fakta yang menggambarkan hal tersebut sebagai contoh dapat dilihat pada jumlah pengguna 3G dari Telkomsel yang pada akhir bulan Juli 2007 yang lalu mencapai angka 3,25 juta dan diperkirakan akan tembus hingga 4 juta pengguna pada akhir tahun 2007 ini.
Yang menjadi pertanyaan adalah : bagaimana dengan nasib teknologi fixed phone (wireline) dengan berkembangnya teknologi 3G kedepannya ? Bagaimana regulasi pemerintah kedepannnya untuk mengantisipasi hal tersebut ? Akankah fixed phone akan bernasib sama dengan pos dengan tergantikannya komunikasi surat menyurat menjadi telefoni ?
Evolusi teknologi seluler di Indonesia pun tergolong cepat. Dalam kurun waktu tidak sampai 3 tahun terakhir teknologi 3G sudah terimplementasi dengan layanan yang terus menerus dikembangkan. Mulai dari MMS (Multimedia Messages Service), Internet Mobile, PDN (Packet Data Network), Mobile Banking, Cyber Media, hingga ke Video Call dan Mobile TV.
Perkembangan ini sangat dimungkinkan melihat pola kebutuhan masyarakat di Indonesia yang termasuk cukup konsumtif untuk Telekomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan pasar dalam menyerap handphone-handphone model terbaru. Dengan perang tarif yang semakin kompetitif bukan tidak mungkin pengguna teknologi 3G di Indonesia kedepannya akan menjamur.
Dalam terminology marketing, pricing (tarif yang cenderung semakin murah) dan product (pengembangan layanan dengan teknologi 3G) adalah dua faktor dalam menentukan suksesnya pemasaran. Dan hal ini sudah sangat tinggi intensitasnya dilakukan oleh operator seluler di Indonesia. Ditambah lagi promotion and communication ke pelanggan dengan branding (sebut saja seperti : Xplor 3G-HSDPA, Telkomsel Flash, IM2) serta tujuan mengenalkan teknologi kepada masyarakat, dan ketersebaran outlet penyedia terminal 3G di Indonesia yang saat ini sudah mencapai ke pelosok-pelosok, maka tidak disangsikan lagi evolusi 3G di Indonesia kedepannya akan terjadi dalam waktu relatif cepat. Fakta yang menggambarkan hal tersebut sebagai contoh dapat dilihat pada jumlah pengguna 3G dari Telkomsel yang pada akhir bulan Juli 2007 yang lalu mencapai angka 3,25 juta dan diperkirakan akan tembus hingga 4 juta pengguna pada akhir tahun 2007 ini.
Yang menjadi pertanyaan adalah : bagaimana dengan nasib teknologi fixed phone (wireline) dengan berkembangnya teknologi 3G kedepannya ? Bagaimana regulasi pemerintah kedepannnya untuk mengantisipasi hal tersebut ? Akankah fixed phone akan bernasib sama dengan pos dengan tergantikannya komunikasi surat menyurat menjadi telefoni ?
No comments:
Post a Comment